Sejarah Danau Toba di Sumatera Utara
Awal Terbentuk
Gesekan lempeng Indo-Australia dan Eurasia menghasilkan panas sehingga melelehkan bebatuan. lelehan tersebut kemudian naik ke atas sebagai magma. Oleh karena seringnya kedua lempeng ini bergesekan, magma yang dihasilkan cukup banyak sehingga dapat menciptakan ledakan yang begitu dahsyat.
Di samping menghasilkan tsunami yang besar, letusan gunung Toba juga mengakibatkan kematian masal manusia dan beberapa spesies mahluk hidup lainnya. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, letusan gunung ini diduga menyusutkan lebih dari 60% populasi manusia saat itu, yaitu sekitar 60 juta jiwa. Dugaan ini didasarkan atas dua hal. Pertama, material abu yang jatuh ke seluruh dunia telah menimbun sebagian habitat manusia. Kedua, tidak adanya cahaya yang masuk menyebabkan tidak terjadinya fotosintesis tumbuhan. Hal ini berimbas pada langkanya bahan makanan sehingga mengakibatkan kelaparan dahsyat yang berujung pada kematian masal.
Setelah meletus, gunung ini membentuk kaldera yang kemudian terisi air dan akhirnya menjadi danau terbesar di dunia. Danau inilah yang kenal dengan nama Danau Toba.
Pulau di Tengah Danau Toba
1. Pulau Samosir
2. Pulau Tao
3. Pulau Sibandang
Dalam
sejarah, Danau Toba sebelumnya adalah gunung berapi yang disebut gunung
Toba. Gunung ini memiliki kantong magma sangat besar yang jika meletus
akan menghasilkan daya ledak yang sangat tinggi.
Kantong Magma Gunung Toba disuplai oleh banyaknya lelehan sediman
lempeng benua yang saling bergesek secara hiperaktif, yaitu lempeng
Indo-Australia yang mengandung banyak sedimen, dan lempeng Eurasia yang
menjadi tempat duduknya Pulau Sumatera. Letak kedua lempeng itu berada
di kedalaman 150 km di bawah bumi.Gesekan lempeng Indo-Australia dan Eurasia menghasilkan panas sehingga melelehkan bebatuan. lelehan tersebut kemudian naik ke atas sebagai magma. Oleh karena seringnya kedua lempeng ini bergesekan, magma yang dihasilkan cukup banyak sehingga dapat menciptakan ledakan yang begitu dahsyat.
Dari beberapa literatur, tercatat bahwa gunung Toba pernah meletus tiga kali
- Letusan pertama gunung Toba terjadi sekitar 800 ribu tahun yang lalu dan membentuk kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Porsea dan Prapat.
- Letusan kedua terjadi sekitar 500 ribu tahun yang lalu dan menghasilkan kaldera di utara Danau Toba, yaitu daerah antara Haranggaol dengan Silalahi.
- Gunung Toba terakhir meletus pada 74.000 tahun lalu. Letusan terakhir ini disebut-sebut sebagai letusan paling dahsyat dalam sejarah Dunia. Meskipun sama sekali tidak tercatat di dalam buku, namun bukti-bukti ilmiahnya bisa ditemukan di masa kini.
Para ahli memperkirakan bahwa letusan
gunung Toba menghasilkan ledakan supervulkanik dengan skala sekitar 8.0
Volcanic Explosivity Index (VEI). Jika dibuat perbandingan, ledakan bom
nuklir di Hiroshima dan Nagasaki memiliki daya ledak 0,015 megaton TNT,
letusan gunung Krakatau berdaya ledak 150 megaton TNT, maka letusan
gunung Toba diperkirakan berdaya ledak 26000 megaton TNT dan mampu
menghancurkan area Sumatra seluas sekitar 20.000 km2.
Letusan terakhir gunung Toba memuntahkan lebih dari 1000 kilometer
kubik material letusan. Ketinggian letusannya mencapai 50 km. Material
abunya menyebar ke seluruh atmosfer bumi hingga menutupi cahaya matahari
yang masuk ke bumi selama beberapa tahun. Akibatnya temperatur bumi
saat itu menjadi turun sampai 3-5 derajat celcius.Di samping menghasilkan tsunami yang besar, letusan gunung Toba juga mengakibatkan kematian masal manusia dan beberapa spesies mahluk hidup lainnya. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, letusan gunung ini diduga menyusutkan lebih dari 60% populasi manusia saat itu, yaitu sekitar 60 juta jiwa. Dugaan ini didasarkan atas dua hal. Pertama, material abu yang jatuh ke seluruh dunia telah menimbun sebagian habitat manusia. Kedua, tidak adanya cahaya yang masuk menyebabkan tidak terjadinya fotosintesis tumbuhan. Hal ini berimbas pada langkanya bahan makanan sehingga mengakibatkan kelaparan dahsyat yang berujung pada kematian masal.
Setelah meletus, gunung ini membentuk kaldera yang kemudian terisi air dan akhirnya menjadi danau terbesar di dunia. Danau inilah yang kenal dengan nama Danau Toba.
Pulau di Tengah Danau Toba
Di tengah Danau Toba, terdapat lima pulau
yang membuat pemandangan alamnya semakin indah. Pulau-pulau tersebut
muncul akibat Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar. Lima pulau
tersebut adalah:
Pulau Samosir adalah pulau tengah danau
terbesar ke lima di Dunia. Ketinggian pulau ini kurang lebih 1.000 meter
di atas permukaan laut. Konon, pulau ini dulunya menyatu dengan pulau
Sumatera dan berbentuk seperti sebuah tanjung di Danau Toba. Kemudain
pada masa penjajahan Belanda dibangunlah kanal sungai sehingga
memutuskan dataran Samosir dengan dataran Sumatera. Akhirnya Samosir
menjadi pulau sendiri.
Pulau Samosir ini sudah berabad-abad dihuni
oleh manusia dari suku batak. Di Pulau Samosir dan tepi danau Toba
inilah mereka mengembangkan budayanya serta mengembangkan keturunan
mereka menjadi lima kelompok kesukuan Batak, yakni Pakpak-Dairi,
Angkola-Mandailing, Simalungun, Karo, dan Toba.
Saat ini, pulau Samosir masuk ke dalam
wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari
bekas Kabupaten Toba-Samosir. Di pulau Samosir sendiri terdapat enam
kecamatan dari sembilan kecamatan yang masuk ke dalam Kabupaten Samosir.
Nama lain dari pulau Tao adalah pulau
Malau. Pulau ini berukuran kecil, panjangnya hanya sekitar 1 kilometer
dan berada di sebelah Timur pulau Samosir. Pulau Tao atau Malau termasuk
ke dalam wilayah kecamatan Simanindo. Di pulau ini dulunya terdapat
sebuah hotel dan restoran, namun karena pulau ini jarang dikunjungi
wisatawan, akhirnya hotel ini ditutup. Hanya restorannya yang sampai ini
masih aktif beroperasi. Dari pulau ini, para wisatawan dapat melihat
dengan jelas pemandangan bukit barisan serta keutuhan pulau Samosir.
Pulau Sibanding adalah pulau terbesar kedua
di Danau Toba dan terletak di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli
Utara. Ketinggiannya mencapai 1173 meter di atas permukaan laut. Bibir
pantai pulau ini terbentuk dari batuan yang tersusun rapi secara alami
sehingga menambah indah pesona alamnya.
Pulau Sibanding dikenal juga dengan pulau
mangga karena menjadi salah satu pusat penghasil buah mangga yang
memiliki rasa manis. Pulau Sibandang ini dihuni oleh sekitar 800 kepala
keluarga yang terdiri empat marga yaitu marga Simare-mare, marga
Siregar, marga Oppusunggu dan marga Rajagukguk. Selain mangga, sumber
penghasilan masyarakat ini berasal dari tangkapan laut yang berupa ikan
Mujair, ikan pora-pora dan ikan lainnya.
4. Pulau Tulas
Secara administratif, Pulau Tulas berada di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir. Letaknya tepat di titik koordinat 980 38’ 43” Bujur Timur dan 020
38’ 37” Lintang Utara. Pulau ini disebut-sebut masih perawan karena
belum tersentuh oleh manusia. Keseluruhan pulau ini diselimuti oleh
hamparan warna hijau karena hanya ditumbuhi semak belukar dan beberapa
jenis hewan.
baca juga:
- Sejarah Perjanjian Tordesillas
- Sejarah Demokrasi di Dunia
- Perundingan Hooge Valuwe
- Sejarah Berdirinya ASEAN
Pulau Tolping berada di ujung Danau Toba,
tepatnya di desa Silalahi kab. Dairi. Menurut informasi yang beredar,
kedalaman Danau Toba hanya bisa diukur di kawasan Silalahi ini. Sama
seperti pulau Sibandang, Pulau Toping yang berukuran kecil ini
dikelilingi bebatuan kecil yang tersusun rapi secara alami, sehingga
menambah indah pesona alamnya.
Dari kelima pulau tersebut, pulau yang paling terkenal dan paling sering dikunjungi oleh para wisatawan adalah pulau Samosir.
Advertisement
*Jika artikel ini bermanfaat, mohon di share ^V^!
Danau, Danau Toba, sejarah indonesia, Sumatera
0 komentar:
Posting Komentar